Rabu, 24 Maret 2010

FARMAKOEKONOMI KUALITAS KIDUP

DOWNLOAD
KUALITAS HIDUP
Farmakoekonomi dapat didefinisikan sebagai perhitungan antara biaya yang dikeluarkan dengan dampaknya pada penyembuhan dalam rangka mengambil keputusan tentang pengembangan obat dan strategi harga obat. Penerapan farmakoekonomi dapat dilakukan baik dalam skala kecil seperti penentuan pilihan terapi untuk seorang pasien maupun dalam skala besar seperti penentuan daftar obat yang akan disubsidi pemerintah.
Farmakoekonomi bertujuan diantaranya membandingkan obat yang berbeda untuk pengobatan pada kondisi yang sama selain itu juga dapat membandingkan pengobatan yang berbeda untuk kondisi yang berbeda.
Adapun prinsip farmakoekonomi yaitu menetapkan masalah, identifikasi alternative intervensi, menentukan hubungan antara income dan outcome sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat, identifikasi dan mengukur outcome dari alternative intervensi, menilai biaya dan efektivitas dan langkah terakhir adalah interpretasi dan pengambilan kesimpulan.






BAB II
FARMAKOEKONOMI

2.1 DEFINISI FARMAKOEKONOMI

Farmakoekonomi adalah Ilmu yang mengukur biaya dan hasil yang diperoleh dihubungkan dengan penggunaan obat dalam perawatan kesehatan. Farmakoekonomi didefinisikan juga sebagai deskripsi dan analisis dari biaya terapi dalam suatu system pelayanan kesehatan, lebih spesifik lagi adalah sebuah penelitian tentang proses identifikasi, mengukur dan membandingkan biaya resiko dan keuntungan dari suatu program pelayanan dan terapi serta determinasi suatu alternative terbaik.
Farmakoekonomi diperlukan karena adanya sumber daya terbatas misalnya pada RS Pemerintah dengan dana terbatas dimana hal yang terpenting adalah bagaimana memberikan obat yang efektif dengan dana yang tersedia, pengalokasian sumber daya yang tersedia secara efisien,  kebutuhan pasien, profesi pada pelayanan kesehatan dan administrator tidak sama dimana dari sudut pandang pasien adalah biaya yang seminimal mungkin.
Bagi pemerintah, farmakoekonomi sangat berguna dalam memutuskan apakah suatu obat layak dimasukkan ke dalam daftar obat yang disubsidi serta membuat kebijakan strategis lain yang terkait dengan pelayan kesehatan. Contoh kebijakan terkait farmakoekonomi yang relative baru diterapkan di Indonesia adalah penerapan kebijakan INA-DRG ( Indonesia-Diagnosis Related Group ) yang menyetarakan standar pelayanan kesehatan dirumah sakit pemerintah.
Dengan memahami peranan farmakoekonomi dalam mengendalikan biaya pengobatan sudah selayaknya farmakoekonomi dimanfaatkan dalam proses pengambilan kebijakan pelayanan kesehatan sehingga dapat tercapai hasil yang efisien dan ekonomis.
Farmakoekonomi adalah suatu metode baru untuk mendapatkan pengobatan dengan biaya yang lebih efisien dan serendah mungkin tetapi efektif dalam merawat penderita untuk mendapatkan hasil klinik yang baik.
Biaya yang dimaksud efisien dan serendah mungkin adalah biaya yang dibutuhkan semenjak pasien mulai menerima terapi sampai pasien sembuh dan bukan hanya dilihat dari biaya per item obat yang dikonsumsi pasien atau dengan kata lain metoda ini tidak hanya berhubungan dengan upaya mendapatkan biaya obat yang murah tetapi juga berhubungan dengan efisiensi obat, efisiensi peralatan, penyediaan dan monitoring obat ataupun proses yang berhubungan dengan pemberian obat-obatan.

2.2 TERMINOLOGI  DALAM FARMAKOEKONOMI DAN KUALITAS HIDUP

Dalam bidang Farmakoekonomi terdapat beberapa terminology yang penting untuk kita ketahui antara lain Biaya ( Cost ) dan Harga (Price).
Biaya (Cost) adalah Biaya yang dibutuhkan semenjak pasien mulai menerima terapi sampai pasien sembuh dan Harga ( Price ) yaitu biaya per item obat yang dikonsumsi pasien. Konsep yang menjadi dasar pelayanan kesehatan adalah jaminan kualitas dari pelayanan pasien, donabean mendefinisikan 3 Jaminan mutu dari pelayanan kesehatan adalah Struktur, Proses dan Dampak. Definisi Quality Assurance adalah Rangkaian aktivitas yang dilakukan untuk memonitor dan meningkatkan penampilan sehingga pelayanan kesehatan se efektif dan se efisien mungkin, dapat juga didefinisikan sebagai semua aktivitas yang berkontribusi untuk menetapkan, merencanakan, , mengkaji, memonitor dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Pembangunan Iptek Bidang  kesehatan dan obat diharapkan mampu menopang upaya pemenuhan salah satu Hak Dasar Rakyat yaitu Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau seperti diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat dan memperoleh pelayanan kesehatan mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari iptek seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan manusia.

2.2.1. EVALUASI DALAM FARMAKOEKONOMI
Evaluasi dalam farmakoekonomi meliputi :
1.    Cost- Minimization Analysis
Adalah Tipe analisis yang menentukan biaya program terendah dengan asumsi besarnya manfaat yang diperoleh sama. Analisis ini digunakan untuk menguji biaya relative yang dihubungkan dengan intervensi yang sama dalam bentuk hasil yang diperoleh. Suatu kekurangan yang nyata Dari analisis cost-minimization yang mendasari sebuah analisis adalah pada asumsi pengobatan dengan hasil yang ekivalen. Jika asumsi tidak benar dapat menjadi tidak akurat pada akhirnya studi menjadi tidak bernilai. Pendapat kritis analisis cost-minimization hanya digunakan untuk prosedur hasil pengobatan yang sama.
Cost-minimization adalah yang paling simple dari semua perangkat farmakoekonomi yang mana membandingkan dua jenis obat yang sama efikasi dan toleransinya terhadap satu pasien, oleh karena itu efikasi dan toleransi adalah sama maka tidak diperlukan efikasi umum sebagai titik olak pertimbangan (yang mana biasa sering dipakai dalam studi cost-effctivenss). Yang penting dalam studi cost-minimization adalah menghitung semua harga termasuk penelitian dan penelusuran yang berhubungan dalam pengantaran intervensi terapeutik itu, dan yang terpenting yang berelevan dengan sisi pandang farmakoekonomi.
2.    Cost-Benefit Analysis
Adalah Tipe analisis yang mengukur biaya dan manfaat suatu intervensi dengan beberapa ukuran moneter dan pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan. Merupakan tipe penelitian farmakoekonomi yang kompreherensif dan sulit dilakukan karena mengkonversi benefit kedalam nilai uang. Cost-benefit ini adalah perangkat ekonomi yang digunakan untuk menentukan keinginan atau preferensi akan dua jenis pilihan obat. Hal ini adalah menghitung kerelaan masyarakat dalam membayar sejumlah uang demi mendapatkan efek atau keuntungan dari suatu intervensi.
3.    Cost-Effectiveness
Adalah tipe analisis yang membandingkan biaya suatu intervensi dengan ukuran non moneter dimana pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan. Analisis cost effectiveness merupakan salah satu cara untuk memilih dan menilai program yang terbaik bila terdapat beberapa program yang berbeda dengan tujuan yang sama tersedia untuk dipilih. Dalam menganalisis suatu penyakit analisis cost effectiveness berdasarkan pada perubahan ini antara biaya suatu program pemberantasan tertentu dan akibat dari program tersebut dalam bentuk perkiraan dari kematian dan kasus yang bisa dicegah.
Cost effectiveness dari suatu intervensi preventive terapeutik adalah rasio akan harga intervensi yang berhubungan dengan munculnya efek yang dimaksud. Harga ini disebut sebagai sumber yang dikeluarkan untuk intervensi yang mana dihitung dengan uang, misalnya jika intervensi untuk penurunan tekanan sistol darah, maka penurunan tiap mmHg itu dianggap sebagai peubahan efek begitu juga untuk penyembuhan penyakit tertentu lainnya.

4.    Cost-Utility Analisis
Adalah Tipe analisis yang mengukur manfaat dalam utility-beban lama hidup. Analisi cost-utility mengukur nilai spesifik kesehatan dalam bentuk pilihan setiap individu atau masyarakat, seperti analisis cost-effectiveness cost-utility analisis membandingkan biaya terhadap program kesehatan yang diterima dihubungkan dengan peningkatan kesehatan yang diakibatkan perawatan kesehatan. Dalam cost-utility analysis, peningkatan kesehatan diukur dalam bentuk penyesuaian kualitas hidup dan hasilnya ditunjukkan dengan biaya per penyesuaian kualitas hidup. Keuntungan dari analisis ini dapat ditujukan untuk mengetahui kualitas hidup.
Cost utility adalah bentuk dari analisa ekonomi yang digunakan untuk membimbing keputusan sebelum tindakan penyembuhan. Cost utility ini diperkirakan antara rasio dari harga yang menyangkut intervensi kesehatan dan keuntungan yang hasilnya dalam bagian itu yang dihitung dari jumlah orang yang hidup dengan kesehatan penuh sebagai hasil dari penyembuhannya.

2.2.2 MANFAAT DAN KEKURANGAN PENERAPAN FARMAKOEKONOMI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP 
•    Manfaat Penerapan Farmakoekonomi dalam Meningkatkan Kualitas Hidup
Manfaat yang dapat diperoleh dalam penerapan farmakoekonomi dalam meningkatkan kualitas hidup manusia adalah:
1.    Memberikan pelayanan maksimal dengan biaya yang terjangkau
Hal ini memberikan manfaat, yaitu terdapat banyak pilihan obat yang dapat diberikan untuk tindakan terapi bagi pasien. Oleh karena itu, pertimbangan farmakoekonomi dalam menentukan terapiyang akan diberikan kepada pasien sangat diperlukan, misalnya dengan penggunaan obat generic. Di Indonesia khususnya, telah terdapat 232 jenis obat generic yang  diregulasi dan disubsidi oleh pemerintah dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan obat patennya.
2.    Angka kesembuhan meningkat. Angka kesehatan meningkat dan angka kematian menurun
Terapi yang diberikan oleh dokter akan berhasil apabila pasien patuh terhadap pengobatan penyakitnya. Kepatuhan ini salah satunya dipengaruhi oleh factor ekonomi. Selain itu ketepatan dokter dalam memilih terapi yang tepat untuk penyakit pasien atau berdasar Evidense Based Medicine  juga berpengaruh.
3.    Menghindari tuntutan dari pihak pasien dan asuransi terhadap dokter dan rumah sakit karena pengobatan yang mahal.
Seorang  pasien menjadi semakin kritis dan ingin tahu untuk apa saja ia membayar, termasuk dalam halo bat-obatan atau terapi serta pemeriksaan yang dilakukan. Apabila ada kesan kelalaian dokter dan pihak rumah sakit, pasien berhak mengajukan tuntutan ke pengadilan.
•    Kekurangan Penerapan Farmakoekonomi dalam Meningkatkan Kualias Hidup
    Kekurangan penerapan farmakoekonomi dalam meningkatkan kualitas hidup:
1.    Untuk mendapatkan manfaat dari farmakoekonomi secara maksimal maka diperlukan edukasi yang baik bagi praktisi medic termasuk dokter maupun masyarakat, dan menghilangkan pandangan masyarakat bahwa obat  yang mahal itu pasti bagus. Hal ini belum tentu karena obat yang rasional adalah obat yang murah tapi tepat untuk penyakitnya.
2.    Diperlukan peran pemerintah membuat regulasi obat-obat generic yang bermutu untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan baik tingkat pusat sampai kecamatan dan desa.
3.    Tidak selamanya ke empat evaluasi farmakoekonomi yang meliputi Cost-Minimization Analysis (CMA), Cost-Effectiveness Analysis (CEA), Cost-Benefit Analysisi (CBA), dan Cost-Utility Analysis (CUA) dapat berjalan bersamaan.








BAB III
KESIMPULAN

Farmakoekonomi (pharmacoeconomics) adalah suatu metoda baru untuk mendapatkan pengobatan dengan biaya yang lebih efisien dan serendah mungkin tetapi efektif dalam merawat penderita untuk mendapatkan hasil klinik yang baik (cost effective with best clinical outcome).
Farmakoekonomi diperlukan karena adanya sumber daya terbatas misalnya pada RS pemerintah dengan dana terbatas dimana hal yang terpenting adalah bagaimana memberikan obat  yang efektif dengan dana yang tersedia, pengalokasian sumber daya yang tersedia secara tersedia secara efisien, kebutuhan pasien, profesi pada pelayanan kesehatan (Dokter, Farmasis, Perawat) dan administrator tidak sama dimana sudut pandang pasien adalah biaya yang seminimal mungkin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar