BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada umumnya setiap perusahaan menyusun anggaran untuk melaksanakan kegiatan. Perusahaan besar maupun kecil sebaiknya membuat anggaran, karena dapat digunakan untuk membuat perencanaan dan untuk mengendalikan kegiatan. Perencanaan melihat ke masa depan yaitu menentukan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran daan tujuan suatu organisasi.
Para penyusun anggaran atau tim anggaran menyusun anggaran berdasarkan teori, praktek dan prediksi perubahan situasi ekonomi, sosial dan politik.
Sebelum menyusun anggaran perusahaan harus menyusun rencana strategis. Rencana strategis disusun berdasarkan hasil analisis kekuatan dan kelemahan internal perusahaan dan hasil dari anlisis dari ancaman dan kesempatan eksternal perusahaan. Umumnya unsur yang melekat pada suatu anggaran adalah penetapan harga, yang merupakan salah satu hal terpenting bagi suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dan mempertahankan perusahaannya.
Dalam menetapkan suatu harga diperlukan strategi-strategi sehingga tujuan yang diharapkan oleh perusahaan dapat tercapai.
Strategi penetapan harga menjadikan tantangan yang semakin meningkat untuk banyak perusahaan, karena deregulasi, informasi dari pembeli, persaingan global yang ketat, pertumbuhan pasar yang lambat dan peluang perusahaan untuk meningkatkan posisi pasarnya. Harga berdampak pada kinerja keuangan dan berpengaruh penting pada nilai penempatan posisi merek di benak pelanggan. Harga juga memungkinkan menjadi sebuah perwakilan dari ukuran kualitas produk manakala pelanggan sulit mengevaluasi produk yang kompleks.
Di dalam proses penetapan harga jual suatu produk, perusa¬haan hendaknya mengikuti prosedur yang terdiri dari enam langkah pokok, yaitu memilih sasaran harga, menentukan permintaan, memperkirakan biaya, menganalisis pesaing, memilih metode harga dan memilih harga akhir.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah memahami anggaran penetapan harga, tujuan dari anggaran penetapan harga serta strategi penetapan harga yang diterapkan dalam suatu perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. PENGERTIAN
A. Anggaran
Penganggaran adalah proses penyusunan anggaran yang dimulai pembuatan panitia, pengumpulan data dan pengklasifikasian data, pengajuan rencana kerja fisik dan keuangan tiap-tiap seksi, bagian, divisi, penyusunan secara menyeluruh, merevisi, dan mengajukan kepada pimpinan puncak dan disetujui dan dilaksanakan. Anggaran adalah rencana kerja yang dituangkan dalam angka-angka keuangan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Ada beberapa pengertian tentang anggaran antara lain:
a. Anggaran dapat berupa anggaran fisik dan anggaran keuangan. Anggaran lazim disebut rencana kerja yang dituangkan secara tertulis dalam bentuk angka-angka keuangan, lazim disebut anggaran formal
b. Anggaran ialah suatu perencanaan laba strategis jngka panjang, suatu perencanaan taktis laba jangka pendek, suatu sistem akuntansi berdasarkan tanggung jawab, suatu penggunaan prinsip pengecualian yang berkesinambungan, sebagai alat untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi.
c. Anggaran ialah rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan sasran suatu organisasi. Pada umumnya disusun secara tertulis
B. Harga (Price)
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.
Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.
2. Tujuan Penetapan Harga
a. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang optimal.
b. Mempertahankan perusahaan
Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk bayar tagihan listrik, tagihan air bawah tanah, pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan lain sebagainya.
c. Menggapai ROI (Return on Investment)
Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali / roi.
d. Menguasai Pangsa Pasar
Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran.
e. Mempertahankan status quo
Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada.
3. Strategi Penetapan Harga
Dalam menetapkan suatu harga perlu dilakukan strategi untuk mencapai tujuan. Stratei yang dapat dilakukan dalam penetapan suatu harga, antara lain:
A. Memilih Sasaran Harga
Langkah pertama adalah memilih sasaran harga, seperti misalnya bertahan hidup, maksimalisasi keuntungan jangka pendek, volume penjualan, permintaan pasar, unggul dalam pangsa pasar, persaingan, prestise atau status quo. Perusahaan bertujuan bertahan hidup akan berusaha dengan menurunkan harga. Laba tidak begitu dipentingkan, selama harga dapat menutupi biaya variabel dan sebagian biaya tetap. Sasaran ini hanya untuk jangka pendek dan diharapkan dalam jangka panjang perusahaan
Laba sekarang maksimum dilakukan perusahaan dengan memperkirakan permintaan dan biaya yang dihubungkan dengan alternatif harga dan memilih harga yang menghasilkan laba sekarang maksimum, arus kas atau return on investment (ROI). Strategi ini dilakukan dengan mengasumsikan bahwa permintaan dan fungsi biaya dapat diketahui, tetapi pada kenyataannya sulit diperkirakan. Strategi ini mengabaikan kinerja jangka panjang, mengabaikan efek dari variabel bauran pemasaran, reaksi pesaing dan kendala hukum pada harga.
Sasaran berorientasi pada volume penjualan dilakukan perusahaan dengan mengatur harga sedemikian rupa untuk meningkatkan volume penjualan. Perusahaan mengasumsikan bahwa volume penjualan yang lebih tinggi akan menghasilkan biaya per unit lebih rendah dan laba jangka panjang lebih tinggi serta berasumsi bahwa pasar peka terhadap harga.
Sasaran unggul dalam pangsa pasar dilakukan dengan meningkatkan atau memelihara pangsa pasar tanpa mempertimbangkan fluktuasi penjualan dalam industri. Sasaran unggul dalam pangsa pasar sering digunakan perusahaan untuk produk yang mencapai tahap dewasa dalam siklus hidup produk.
Sasaran permintaan pasar adalah penetapan harga yang dihubungkan dengan harapan pelanggan dan situasi pembelian yang khusus. Sasaran ini sering dikenal dengan ”beri harga dengan apa yang pasar kehendaki”.
Sasaran persaingan merancang harga untuk menandingi atau mengalahkan harga pesaing. Tujuannya untuk memelihara persepsi nilai yang baik relatif terhadap pesaing. Tempo Scan menetapkan harga Bodrex sedemikian rupa agar dapat berkompetisi dengan pesaing.
Sasaran prestis dilakukan dengan merancang harga yang konsisten dengan sebuah produk yang mempunyai status yang tinggi atau prestis. Harga ini dirancang dengan sedikit memperhatikan struktur biaya perusahaan atau pesaing.
Sasaran status quo merupakan sasaran yang menetapkan harga untuk memelihara harga yang ada dalam usaha memepertahankan posisi relatif terhadap pesaing.
B. Menentukan Permintaan
Langkah kedua, perusahaan menentukan permintaan yang akan memperlihatkan jumlah produk yang akan dibeli di pasar dalam periode tertentu, pada berbagai tingkat harga. Makin inelastis permintaan, makin mampu perusahaan menaik-turunkan harganya. Menentukan permintaan dimulai dengan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kepekaan harga. Menurut Nagle faktor yang membuat pembeli kurang peka tehadap harga antara lain produk bersifat khusus, pembeli kurang sadar tehadap produk pengganti, pembeli tidak mudah membandingkan dengan kualitas produk pengganti, yang dibelanjakan kecil dibanding pendapatan totalnya, yang dibelanjakan kecil dibanding biaya total produk akhirnya, sebagian biaya ditanggung pihak lain, produk digunakan bersama dengan aktiva yang dibeli sebelumnya, produk dianggap memiliki kualitas, prestis atau eksklusif dan pembeli tidak dapat menyimpan produk tersebut.
Setelah menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kepekaan harga, perusahaan berusaha mengukur kurva permintaan dengan berbagai metode. Metode pertama melibatkan analisis statistik atas data harga masa lalu, jumlah terjual dan faktor lain untuk menentukan hubungannya. Metode kedua adalah melakukan eksperimen harga dengan mengubah harga berbagai produk yang dijual di toko diskon dan mengamati hasilnya. Metode ketiga adalah meminta pembeli untuk menyatakan berapa banyak unit yang akan mereka beli pada berbagai harga yang diusulkan.
Selanjutnya perusahaan perlu untuk mengetahui elastisitas permintaan terhadap perubahan harga. Jika permintaan hampir tidak berubah dengan adanya perubahan kecil terhadap harga, maka permintaan itu disebut inelastis, tetapi jika permintaan itu berubah banyak maka permintaan itu disebut elastis. Permintaan kurang elastis bila terdapat hanya sedikit atau bahkan tidak ada barang pengganti atau pesaing, pembeli tidak segera menyadari harga tinggi tersebut, pembeli lambat dalam mengubah kebiasaan membelinya dan mencari harga yang lebih rendah, dan pembeli berpikir bahwa harga yang lebih tinggi itu pantas karena peningkatan kualitas, inflasi secara normal dan lain sebagainya. Pertimbangan penurunan harga dilakukan jika permintaan tersebut elastis.
C. Memperkirakan Biaya
Langkah ketiga ialah perusahaan memperkirakan perilaku biaya pada berbagai tingkat produksi dan perilaku biaya dalam kurva pengalamannya. Biaya perusahaa ada dua jenis, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap (overhead) adalah biaya yang tidak bervariasi dengan produksi atau penjualan, misalnya gaji karyawan. Biaya variabel merupakan biaya yang bervariasi langsung dengan tingkat produksi, misalnya biaya bahan untuk produksi. Biaya total merupakan biaya tetap dan biaya variabel untuk tingkat produksi. Sedangkan biaya rata-rata adalah biaya per unit untuk tingkat produksi atau total biaya dibagi produksi.
Perusahaan harus mengetahui bagaimana biaya bervariasi dengan berbagai tingkat produksi agar dapat menetapkan harga yang tepat. Perusahaan Jepang sering menggunakan metode yang disebut penetapan biaya sasaran (target costing) yaitu biaya ditentukan dari hasil riset pasar untuk menentukan fungsi-fungsi yang diinginkan dari produk, kemudian menentukan harga jual produk tersebut sesuai dengan daya tariknya dan harga pesaingnya. Selanjutnya mengurangi margin laba dari harga ini, sehingga diperoleh biaya sasaran yang harus dicapai dan menelitia biaya setiap unsur, misalnya desain, rekayasa, produksi, penjualan dan lainnya serta memecahkan dalam unsur yang lebih kecil, merekayasa ulang komponen, menghilangkan beberapa fungsi, menurunkan biaya pemasok agar proyeksi biaya akhir sesuai dengan kisaran biaya sasaran.
D. Menganalisis Biaya, Harga dan Penawaran Pesaing
Perusahaan dapat menggunakan analisis biaya, permintaan pasar, biaya pesaing, harga pesaing dan kemungkinan reaksi pesaing sebagai dasar penetapan harga. Perusahaan juga perlu untuk membandingkan biayanya dengan biaya pesaing, apakah biaya produksinya lebih rendah atau lebih tinggi dan juga harga dan kualitas penawaran pesaing. Dengan mengetahui biaya, harga dan kualitas pesaing, perusahaan dapat menggunakan sebagai titik orientasi untuk menetapkan harga.
Perusahaan harus menetapkan harga dekat dengan harga pesaing, jika pesaing itu merupakan pesaing utama. Jika kualitas kualitas penawaran lebih tinggi dari pesaing, maka perusahaan dapat menetapkan harga lebih tinggi dari harga pesaing, tetapi jika kualitas penawaran lebih rendah dari pesaing, maka perusahaan hendaknya menetapkan harga lebih rendah dari pesaing. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan pesaing mengubah harganya sebagai tanggapan terhadap harga yang ditetapkan perusahaan.
E. Memilih Metode Penetapan Harga
Kelima, perusahaan memilih salah satu dari berbagai metode harga yaitu: markup pricing, target-return pricing, competitive pricing, demand pricing, preceived value pricing dan value pricing.
Penetapan harga markup (markup pricing) merupakan metode dengan menambahkan markup standar pada biaya produksi. Penetapan harga markup populer karena menetapkan biaya dan mengaitkan dengan harga lebih mudah, harga menjadi serupa jika industri menetapkan harga dengan metode ini dan merupakan penetapan harga yang lebih adil. Namun demikian metode ini tidak akan menghasilkan penetapan harga yang optimal, karena mengabaikan permintaan.
F. Memilih Harga Akhir
Langkah terakhir dalam prosedur penetapan harga jual adalah menentukan harga akhir, yang harus mencerminkan cara-cara psikologis yang paling efektif, harus reaksi-reaksi yang mungkin timbul dari distributor, dialer, tenaga penjualan perusahaan, pesaing, peda¬gang dan pemerintah.
Perusahaan harus mempertimbangkan psikologi harga, disamping faktor lainnya, terutama faktor ekonomi. Faktor ego sangat efektif digunakan untuk menetapkan harga, misalnya untuk harga mobil mewah dan parfum mahal yang menggambarkan citra dari produk tersebut. Angka-angka psikologis sering digunakan dalam menetapkan harga dalam iklan. Perusahaan lebih memilih harga Rp. 999.000,- daripada Rp. 1.000.000,-. Padahal hanya selisih Rp. 1.000,- atau lebih memilih Rp. 299.000,- daripada Rp.300.000,-. Perusahaan harus mempunyai kebijakan yang konsisten dalam menentukan harga. Perusahaan penerbangan mengenakan biaya bila tiket yang mendapat potongan tidak dipakai pada tanggal dan jam yang telah ditentukan. Bank memberikan penalti bagi yang tidak tepat waktu membayar angsuran. Demikian pula hotel memberikan tambahan biaya jika melebihi jam checkout.
Perusahaan harus mempertimbangkan keuntungan dan resiko bersama dengan distributor, penyalur dan wiraniaga terhadap reaksi dari pembeli yang tidak puas serta harus mempertimbangkan reaksi pihak lain atas harga yang ditentukan, antara lain reaksi dari distributor, penyalur, wiraniaga dan bahkan pesaing.
G. Menyesuaikan Harga
Perusahaan sering menerapkan strategi modifikasi terhadap harga dasarnya. Modifikasi pertama adalah harga per wilayah geografis, yang muncul karena masalah bagaimana menetapkan harga bagi pelanggan yang letaknya jauh dari perusahaan penjual. Alter¬natif-alternatif yang ada pada modifikasi geografis ini, mencakup harga FOB, harga seragam harga per wilayah, harga bertitik pato¬kan, dan harga termasuk angkutan.
Modifikasi kedua adalah potongan harga dan imbalan khusus mencakup potongan tunai, potongan jumlah, potongan fungsional, potongan musiman dan apa yang disebut dengan imbalan khusus (allowances). Potongan tunai merupakan pengurangan harga apabila membayar secara tunai atau membayar tagihannya sebelum jatuh tempo. Potongan jumlah merupakan pengurangan harga bagi pembeli yang membeli dalam jumlah besar. Potongan fungsional merupakan potongan yang diberikan kepada anggota saluran perdagangan yang melakukan fungsi tertentu, misalnya fungsi penjualan, penyimpanan dan melakukan pencatatan. Potongan musiman adalah pengurangan harga untuk pembeli yang membeli tidak pada musimnya. Sedangkan imbalan khusus adalah pengurangan harga dari daftar harga, yang terdiri dari potongan tukar tambah dan potongan promosi. Potongan tukar tambah merupakan pengurangan harga dengan menyerahkan barang lama ketika membeli barang baru, Modifikasi ketiga berupa harga promosi yang meliputi harga "tumbal", harga kejadian khusus, rabat tunai, pembiayaan berbunga rendah, bentuk pembayaran lebih lama, garansi dan kontrak jasa serta potongan psikologis.
Modifikasi keempat adalah harga diskri¬minatif, yaitu penetapan harga yang berbeda bagi pelanggan yang bermacam-macam bentuk produk yang berbeda, tempat yang berbeda dan waktu yang berbeda.
Modifikasi kelima berupa menetapkan harga pada pembaruan produk asli yang dilindungi oleh hak paten untuk "market skimming" atau untuk penerobosan pasar; penetapan harga jual terhadap produk tiruan dengan mengambil salah satu dari sembilan strategi harga mutu.
Modifikasi terakhir terjadi pada bauran produk yang mencakup penetapan harga lini produk, produk oposional dan produk yang saling menarik, serta produk sampingan.
Bila perusahaan sedang mempertimbangkan untuk memprakarsai suatu perubahan harga, maka ia sebaiknya dengan hati-hati mem¬perhitungkan reaksi pelanggan dan pesaing. Reaksi pelanggan sangat dipengaruhi oleh penafsiran pelanggan atas perubahan harga itu sendiri. Sedangkan reaksi pesaing mengalir dari seperangkat kebijakan pesaing tentang bagaimana semestinya bereaksi atau dari tanggapan spontan pada setiap situasi. Selain itu perusahaan yang memprakarsai perubahan harga hendaknya juga mengantisipasikan kemungkinan reaksi dari pembekalan, pedagang perantara dan pemer¬intah.
Perubahan yang menghadapi tindakan perubahan harga jual yang dilakukan oleh pesaing harus mencoba memahami niat pesaing serta kira-kira arah perubahan harga tadi. Apabila kecepatan reaksi diperlukan, maka perusahaan sebaiknya mempersiapkan terlebih dahulu segala strategi yang berbeda-beda bagi segala kemungkinan tindakan pesaing yang berbeda-beda pula.
4. Cara / Teknik / Metode Penetapan Harga Produk
a. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach)
Penetapan harga berdasarkan permintaan adalah penetapan harga yang dihubungkan dengan harapan pelanggan dan situasi pembelian yang khusus. Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. Sasarannya untuk menentukan seberapa besar harapan pembeli untuk membayar produk berdasarkan kontribusinya terhadap kebutuhan atau keinginannya
b. Pendekatan Biaya (cost oriented approach)
Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing dan break even analysis.
c. Pendekatan Pasar (market approach)
Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain-lain.
BAB III
KESIMPULAN
Anggaran perusahaan merupakan kombinasi dari tiga unsur utama, yaitu pengalaman yang merupakan praktek mengelola perusahaan, pengetahuan tentang teori perusahaan yang hakikatnya adalah mencari laba dan memaksimumkan kekayaan pemilik perusahaan dan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang dikemas dalam bentuk kekuatan, kelemahan, peluang dan kendala yang dihadapi perusahaan. Dalam menetapkan harga, biasanya perusahaan melakukan berbagai strategi antara lain: memilih sasaran harga, menentukan permintaan, memperkirakan biaya, menganalisis biaya, harga dan penawaran pesaing, memilih metode penetapan harga, memilih harga akhir, menyesuaikan harga. Strategi yang dilakukan adalah untuk memperoleh keuntungan yang besar untuk perusahaan.
Daftar Pustaka
Tampubolon, Prof Dr Manahan. 2005. Manajemen Keuangan. Jakarta:Ghalia Indonesia
http//www.msuyanto.com
Nicholson, walter. 2002. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar