DOWNLOAD
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan jaman, maka pengetahuan yang berkaitan dengan penyakit sudah semakin berkembang. Pengetahuan tentang obat terhadap penyakit – penyakit tertentu juga tidak ketinggalan, dimana saat ini untuk suatu penyakit tertentu telah tersedia berbagai macam obat untuk menyembuhkan ataupun sekedar meredakan simtom penyakit tersebut.
Obat sebagai salah satu unsur yang penting dalam upaya kesehatan, mulai dari upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan dan pemulihan harus diusahakan agar selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Selain merupakan unsur penting dalam upaya kesehatan obat sebagai produk dari industri farmasi dengan sendirinya tidak lepas dari aspek ekonomi dan teknologi.
Tekanan aspek teknologi dan ekonomi tersebut semakin besar dengan adanya globalisasi ekonomi, namun tekanan ini pada dasarnya dapat diperkecil sedemikian rupa sehingga kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi, sedangkan industri farmasi dapat berkembang secara wajar. Obat juga dapat merugikan kesehatan bila tidak memenuhi persyaratan. Dari aspek inilah kemudian ilmu farmakoekonomi semakin berkembang pada tahun – tahun terakhir, dimana pada ilmu farmakoekonomi, akan dibahas banyak hal tentang perkembangan ekonomi selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Farmakoekonomi
Farmakoekonomi adalah studi yang mengukur dan membandingkan antara biaya dan hasil dari suatu pengobatan. Farmakoekonomi juga dapat disebut sebagai metoda baru untuk mendapatkan pengobatan dengan biaya yang lebih efisien dan serendah mungkin tetapi efektiv dalam merawat penderita untuk mendapatkan hasil klinik yang baik. Farmakoekonomi juga merupakan suatu analisa ekonomi terhadap upaya pelayanan kesehatan yaitu dalam penggunaan obat, dengan meninjau dari segi biaya versus dampak.
II. Tujuan Farmakoekonomi
Membandingkan obat yang berbeda pada pemakaian yang sama. Dapat juga memberikan informasi yang membantu para pembuat kebijakan dalam menentukan pilihan atas alternativ – alternativ pengobatan yang tersedia agar pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien dan ekonomis.
III. Prinsip Farmakoekonomi
• Menetapkan masalah
• Identifikasi alternatif
• Intervensi
• Menentukan hubungan antara income dan outcome sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat
• Menilai biaya dan efektivitas serta interpretasi dan pengambilan keputusan
IV. Manfaat dan Kelemahan Farmakoekonomi
Manfaat yang dapat diperoleh dengan penerapan farmakoekonomi antara lain:
• Memberikan pelayanan maksimal dengan biaya yang terjangkau
• Angka kesembuhan meningkat
• Angka kesehatan meningkat
• Angka kematian menurun
Kelemahan yang diperoleh dari farmakoekonomi :
• Diperlukan edukasi yang baik
V. Metode – Metode Dalam Farmakoekonomi
Metode Cost minimization analysis (CMA) : membandingkan biaya total penggunaan 2 atau lebih obat yang khasiat dan efek samping obatnya sama, karena obat – obat yang dibandingkan memberikan hasil yang sama, maka CMA memfokuskan pada penentuan obat mana yang biayanya paling rendah.
Metode Cost effectiveness analysis (CEA) : metode ini cocok jika yang dibandingkan memiliki hasil (outcome) yang berbeda. Metode ini digunakan untuk membandingkan obat – obat yang pengukuran hasil terapinya dapat dibandingkan. CEA mengubah biaya dan efektifitas kedalam bentuk rasio. Rasio ini meliputi cost per cure atau cost per year of life gained. Pada saat membandingkan 2 macam obat, biasanya digunakan pengukuran incremental cost effectiveness yang menunjukan biaya tambahan, jika biaya tambahan ini rendah, berarti obat tersebut baik untuk dipilih, sebaliknya jika biaya tambahannya sangat tinggi maka obat tersebut tidak baik untuk dipilih.
Metode Cost utility analysis (CUA) : metode ini dianggap sebagai subkelompok CEA karena CUA juga menggunakan rasio cost effectiveness, tetapi menyesuaikan dengan skor kualitas hidup.
Metode Cost benefit analysis ( CBA) : mengukur dan membandingkan biaya penyelenggaraan 2 program kesehatan dimana outcome dari kedua program tersebut berbeda. Pengukuran dapat dilakukan dengan menghitung jumlah episode penyakit yang dapat dicegah, kemudian dibandingkan dengan biaya kalau program kesehatan dilakukan. Makin tinggi rasio benefit: cost, maka program makin menguntungkan. Metode ini juga digunakan untuk meneliti pengobatan tunggal.
VI. Paradigma Baru Terapi Aterosklerosis
Atelosklerosis adalah pengerasan pembuluh darah, berarti timbunan karang dan hilangnya kelenturan pembuluh darah berdamapak pada pembuluh darah yang membawa darah menuju jantung, dan dapat memicu serangan jantung, sementara aterosklerosis carotid koroner berdampak pada pembuluh darah yang membawa darah ke otak dan memicu stroke.
Serangan jantung merupakan suatu keadaan yang bersifat mengancam jiwa. Jika terlambat ditanggulangi, besar kemungkinan penderita akan mengalami kematian. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI dan Yayasan Penyakit Jantung, penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama di Indonesia. Serangan jantung merupakan keadaan dimana otot jantung mengalami kerusakan atau kematian. Hal ini dapat disebabkan karena terhentinya suplai darah yang membawa oksigen.
Penyakit jantung juga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Stroke dapat terjadi dengan timbulnya gangguan atau gejala sistim syaraf pusat yang diakibatkan terganggunya peredaran darah di otak yang berlangsung lebih dari 1 hari.
Selain penyakit jantung, diukur dari tingkat kebutuhan masyarakat yang sering terjadi adalah mengalami nyeri hebat pada saat dating haid. Dengan melihat kondisi ini, perusahaan industri farmasi yakni PT. Kalbe Farma Tbk memasarkan di Indonesia satu produk generik yang ditujukan bagi mereka yang menderita endometriosis. PT.Kalbe Farma Tbk memperkenalkan Endrolin sebagai produk yang mereka pasarkan pada tahun 2005.
Inovasi juga terus dikembangkan oleh PT.Kalbe Farma Tbk, tidak hanya berdiam diri dengan persaingan ekonomi yang terus menerus berkembang dengan pesat. Promag adalah salah satu brand PT.Kalbe Farma Tbk, dengan inovasi terkini tetapi bukan pula yang terakhir meluncurkan Varian dari promag yang ditujukan untuk kalangan premium, Promag Double Action berdasarkan pendekatan 2 sisi dalam pengobatan sakit maag di Indonesia.
VII. Aspek Farmakoekonomi
Penyakit jantung maupun stroke diperlukan pengobatan yang teratur dan jangka panjang. Dari sisi farmakoekonomi tentunya biaya pengobatan merupakan hal yang utama dari seseorang untuk patuh berobat agar didapatkan kesembuhan yang optimal.
Istilah farmakoekonomi diartikan sebagai deskripsi dan analisis dari biaya terapi obat untuk sistem pelayanan kesehatan dan masyarakat.
Farmakoekonomi meliputi :
• Identifikasi
• Mengukur dan membandingkan biaya dari sumber daya yang dipakai dan konsekuensinya dalam bentuk klinis
• Ekonomi
• Humanistik
Dari farmakoekonomi dapat menjelaskan
• Obat – obat apa saja yang layak dimasukkan kedalam formularium Rumah Sakit
• Obata apa yang terbaik untuk pasien tertentu
• Obata apa yang terbaik untuk dikembangkan oleh industri?
• Obata apa yang terbaik untuk penyakit tertentu?
Tentunya tidak sedikit biaya yang dikeluarkan oleh pasien, dimana penyakit yang diderita umumnya bukan hanya 1 jenis penyakit saja. Komplikasi akibat penyakit jantung dan stroke merupakan masalah yang sering dialami penderita. Biaya yang dikeluarkan untuk berobat juga meningkat, dan hal ini sering terjadi dimana penderita menghentikan pengobatan akibat mahalnya biaya pengobatan.
Untuk itu, sudah saatnya dipikirkan oleh dunia farmasi, bahwa obat yang baik tidaklah harus obat yang mahal. Tentunya harus memenuhi mutu dan standar yang diakui oleh BPOM. Oleh kerena itu, PT. Dexa Medica meluncurkan obat baru untuk terapi aterosklerosis dengan harga terjangkau namun efikasi dan keamanannya sesuai dengan dengan standar yang telah ditetapkan. Produk tersebut adalah clopidogrel PT. Dexa Medica.
Suatu obat boleh dipasarkan setelah mendapat izin dari BPOM. Salah satu persyaratan BPOM adalah harus melalui uji BA/BE ( Bioavailabilitas dan Bio Ekivalen) yang baik. Istilah Bioavailabilitas adalah : persentase zat yang berkhasiat dalam suatu produk obat byang mencapai /tersedia dalam sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh /aktif setelah pemberian produk obat tersebut, dan diukur kadarnya dari dalam darah terhadap waktu atau dari ekskresinya dalam urin.
Obat yang dikatakan Bioekivalen jika mempunyai ekivalensi farmasetik ( zat berkhasiat, jumlah dan bentuk sediaan sama ) dan pada pemberian dengan dosis yang sama akan menghasilkan Bioavailabilitas yang sebanding. Jadi efeknya akan sama, baik dalam efikasi maupun keamanan.
KESIMPULAN
Dengan kemajuan teknologi dalam bidang farmasi, makin tinggi tuntutan masyarakat terhadap keampuhan dan keamanan obat – obatan. Apoteker dengan pengetahuannya yang mendalam tentang obat, selayaknya memiliki pengetahuan pula tentang prinsip – prinsip farmakoekonomi, dan akan lebih baik lagi jika mempunyai ketrampilan yang memadai dalam mengevaluasi hasil study farmakoekonomi. Dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia dalam memberikan pelayanan kesehatan, maka sudah seyogianya farmakoekonomi dimanfaatkan dalam membantu membuat keputusan dan menetukan pilihan atas alternative – alternative pengobatan agar pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien dan ekonomis.
DAFTAR PUSTAKA
Http: WWW.isfinational.or.id/ pt- isfi- penerbitan / 125/ 449-
Aplikasi farmakoekonomi.
Http: WWW.dexa-medica.com/ printview.php?cid=1&id=367
Http: WWW.file:///N:/091/23_150_KegiatanIlmiah.html
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan jaman, maka pengetahuan yang berkaitan dengan penyakit sudah semakin berkembang. Pengetahuan tentang obat terhadap penyakit – penyakit tertentu juga tidak ketinggalan, dimana saat ini untuk suatu penyakit tertentu telah tersedia berbagai macam obat untuk menyembuhkan ataupun sekedar meredakan simtom penyakit tersebut.
Obat sebagai salah satu unsur yang penting dalam upaya kesehatan, mulai dari upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan dan pemulihan harus diusahakan agar selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Selain merupakan unsur penting dalam upaya kesehatan obat sebagai produk dari industri farmasi dengan sendirinya tidak lepas dari aspek ekonomi dan teknologi.
Tekanan aspek teknologi dan ekonomi tersebut semakin besar dengan adanya globalisasi ekonomi, namun tekanan ini pada dasarnya dapat diperkecil sedemikian rupa sehingga kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi, sedangkan industri farmasi dapat berkembang secara wajar. Obat juga dapat merugikan kesehatan bila tidak memenuhi persyaratan. Dari aspek inilah kemudian ilmu farmakoekonomi semakin berkembang pada tahun – tahun terakhir, dimana pada ilmu farmakoekonomi, akan dibahas banyak hal tentang perkembangan ekonomi selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Farmakoekonomi
Farmakoekonomi adalah studi yang mengukur dan membandingkan antara biaya dan hasil dari suatu pengobatan. Farmakoekonomi juga dapat disebut sebagai metoda baru untuk mendapatkan pengobatan dengan biaya yang lebih efisien dan serendah mungkin tetapi efektiv dalam merawat penderita untuk mendapatkan hasil klinik yang baik. Farmakoekonomi juga merupakan suatu analisa ekonomi terhadap upaya pelayanan kesehatan yaitu dalam penggunaan obat, dengan meninjau dari segi biaya versus dampak.
II. Tujuan Farmakoekonomi
Membandingkan obat yang berbeda pada pemakaian yang sama. Dapat juga memberikan informasi yang membantu para pembuat kebijakan dalam menentukan pilihan atas alternativ – alternativ pengobatan yang tersedia agar pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien dan ekonomis.
III. Prinsip Farmakoekonomi
• Menetapkan masalah
• Identifikasi alternatif
• Intervensi
• Menentukan hubungan antara income dan outcome sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat
• Menilai biaya dan efektivitas serta interpretasi dan pengambilan keputusan
IV. Manfaat dan Kelemahan Farmakoekonomi
Manfaat yang dapat diperoleh dengan penerapan farmakoekonomi antara lain:
• Memberikan pelayanan maksimal dengan biaya yang terjangkau
• Angka kesembuhan meningkat
• Angka kesehatan meningkat
• Angka kematian menurun
Kelemahan yang diperoleh dari farmakoekonomi :
• Diperlukan edukasi yang baik
V. Metode – Metode Dalam Farmakoekonomi
Metode Cost minimization analysis (CMA) : membandingkan biaya total penggunaan 2 atau lebih obat yang khasiat dan efek samping obatnya sama, karena obat – obat yang dibandingkan memberikan hasil yang sama, maka CMA memfokuskan pada penentuan obat mana yang biayanya paling rendah.
Metode Cost effectiveness analysis (CEA) : metode ini cocok jika yang dibandingkan memiliki hasil (outcome) yang berbeda. Metode ini digunakan untuk membandingkan obat – obat yang pengukuran hasil terapinya dapat dibandingkan. CEA mengubah biaya dan efektifitas kedalam bentuk rasio. Rasio ini meliputi cost per cure atau cost per year of life gained. Pada saat membandingkan 2 macam obat, biasanya digunakan pengukuran incremental cost effectiveness yang menunjukan biaya tambahan, jika biaya tambahan ini rendah, berarti obat tersebut baik untuk dipilih, sebaliknya jika biaya tambahannya sangat tinggi maka obat tersebut tidak baik untuk dipilih.
Metode Cost utility analysis (CUA) : metode ini dianggap sebagai subkelompok CEA karena CUA juga menggunakan rasio cost effectiveness, tetapi menyesuaikan dengan skor kualitas hidup.
Metode Cost benefit analysis ( CBA) : mengukur dan membandingkan biaya penyelenggaraan 2 program kesehatan dimana outcome dari kedua program tersebut berbeda. Pengukuran dapat dilakukan dengan menghitung jumlah episode penyakit yang dapat dicegah, kemudian dibandingkan dengan biaya kalau program kesehatan dilakukan. Makin tinggi rasio benefit: cost, maka program makin menguntungkan. Metode ini juga digunakan untuk meneliti pengobatan tunggal.
VI. Paradigma Baru Terapi Aterosklerosis
Atelosklerosis adalah pengerasan pembuluh darah, berarti timbunan karang dan hilangnya kelenturan pembuluh darah berdamapak pada pembuluh darah yang membawa darah menuju jantung, dan dapat memicu serangan jantung, sementara aterosklerosis carotid koroner berdampak pada pembuluh darah yang membawa darah ke otak dan memicu stroke.
Serangan jantung merupakan suatu keadaan yang bersifat mengancam jiwa. Jika terlambat ditanggulangi, besar kemungkinan penderita akan mengalami kematian. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI dan Yayasan Penyakit Jantung, penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama di Indonesia. Serangan jantung merupakan keadaan dimana otot jantung mengalami kerusakan atau kematian. Hal ini dapat disebabkan karena terhentinya suplai darah yang membawa oksigen.
Penyakit jantung juga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Stroke dapat terjadi dengan timbulnya gangguan atau gejala sistim syaraf pusat yang diakibatkan terganggunya peredaran darah di otak yang berlangsung lebih dari 1 hari.
Selain penyakit jantung, diukur dari tingkat kebutuhan masyarakat yang sering terjadi adalah mengalami nyeri hebat pada saat dating haid. Dengan melihat kondisi ini, perusahaan industri farmasi yakni PT. Kalbe Farma Tbk memasarkan di Indonesia satu produk generik yang ditujukan bagi mereka yang menderita endometriosis. PT.Kalbe Farma Tbk memperkenalkan Endrolin sebagai produk yang mereka pasarkan pada tahun 2005.
Inovasi juga terus dikembangkan oleh PT.Kalbe Farma Tbk, tidak hanya berdiam diri dengan persaingan ekonomi yang terus menerus berkembang dengan pesat. Promag adalah salah satu brand PT.Kalbe Farma Tbk, dengan inovasi terkini tetapi bukan pula yang terakhir meluncurkan Varian dari promag yang ditujukan untuk kalangan premium, Promag Double Action berdasarkan pendekatan 2 sisi dalam pengobatan sakit maag di Indonesia.
VII. Aspek Farmakoekonomi
Penyakit jantung maupun stroke diperlukan pengobatan yang teratur dan jangka panjang. Dari sisi farmakoekonomi tentunya biaya pengobatan merupakan hal yang utama dari seseorang untuk patuh berobat agar didapatkan kesembuhan yang optimal.
Istilah farmakoekonomi diartikan sebagai deskripsi dan analisis dari biaya terapi obat untuk sistem pelayanan kesehatan dan masyarakat.
Farmakoekonomi meliputi :
• Identifikasi
• Mengukur dan membandingkan biaya dari sumber daya yang dipakai dan konsekuensinya dalam bentuk klinis
• Ekonomi
• Humanistik
Dari farmakoekonomi dapat menjelaskan
• Obat – obat apa saja yang layak dimasukkan kedalam formularium Rumah Sakit
• Obata apa yang terbaik untuk pasien tertentu
• Obata apa yang terbaik untuk dikembangkan oleh industri?
• Obata apa yang terbaik untuk penyakit tertentu?
Tentunya tidak sedikit biaya yang dikeluarkan oleh pasien, dimana penyakit yang diderita umumnya bukan hanya 1 jenis penyakit saja. Komplikasi akibat penyakit jantung dan stroke merupakan masalah yang sering dialami penderita. Biaya yang dikeluarkan untuk berobat juga meningkat, dan hal ini sering terjadi dimana penderita menghentikan pengobatan akibat mahalnya biaya pengobatan.
Untuk itu, sudah saatnya dipikirkan oleh dunia farmasi, bahwa obat yang baik tidaklah harus obat yang mahal. Tentunya harus memenuhi mutu dan standar yang diakui oleh BPOM. Oleh kerena itu, PT. Dexa Medica meluncurkan obat baru untuk terapi aterosklerosis dengan harga terjangkau namun efikasi dan keamanannya sesuai dengan dengan standar yang telah ditetapkan. Produk tersebut adalah clopidogrel PT. Dexa Medica.
Suatu obat boleh dipasarkan setelah mendapat izin dari BPOM. Salah satu persyaratan BPOM adalah harus melalui uji BA/BE ( Bioavailabilitas dan Bio Ekivalen) yang baik. Istilah Bioavailabilitas adalah : persentase zat yang berkhasiat dalam suatu produk obat byang mencapai /tersedia dalam sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh /aktif setelah pemberian produk obat tersebut, dan diukur kadarnya dari dalam darah terhadap waktu atau dari ekskresinya dalam urin.
Obat yang dikatakan Bioekivalen jika mempunyai ekivalensi farmasetik ( zat berkhasiat, jumlah dan bentuk sediaan sama ) dan pada pemberian dengan dosis yang sama akan menghasilkan Bioavailabilitas yang sebanding. Jadi efeknya akan sama, baik dalam efikasi maupun keamanan.
KESIMPULAN
Dengan kemajuan teknologi dalam bidang farmasi, makin tinggi tuntutan masyarakat terhadap keampuhan dan keamanan obat – obatan. Apoteker dengan pengetahuannya yang mendalam tentang obat, selayaknya memiliki pengetahuan pula tentang prinsip – prinsip farmakoekonomi, dan akan lebih baik lagi jika mempunyai ketrampilan yang memadai dalam mengevaluasi hasil study farmakoekonomi. Dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia dalam memberikan pelayanan kesehatan, maka sudah seyogianya farmakoekonomi dimanfaatkan dalam membantu membuat keputusan dan menetukan pilihan atas alternative – alternative pengobatan agar pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien dan ekonomis.
DAFTAR PUSTAKA
Http: WWW.isfinational.or.id/ pt- isfi- penerbitan / 125/ 449-
Aplikasi farmakoekonomi.
Http: WWW.dexa-medica.com/ printview.php?cid=1&id=367
Http: WWW.file:///N:/091/23_150_KegiatanIlmiah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar