Sabtu, 27 Maret 2010

METODE PERENCANAAN

DOWNLOAD
METODE PERENCANAAN
BAB I
PENDAHULUAN

Instalasi farmasi rumah sakit (IFRS) dapat didefinisikan sebagai suatu departemen atau unit atau bagian dirumah sakit dibawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan perundang – undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional,tempat atau fasilitas penyelenggara yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian, yang terdiri atas pelayanan paripurna, mencakup perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan perbekalan kesehatan/sediaan farmasi, dispensing obat berdasarkan resep bagi penderita rawat tinggal dan rawat jala, pengendalian mutu dan pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit, pelayanan farmasi klinik umum dan spesialis, mencakup pelayanan langsung pada penderita dan pelayanan klinik yang merupakan program rumah sakit secara keseluruhan.

Untuk melaksanakan tugas dan pelayanan farmasi yang sangat luas, IFRS mempunyai berbagai fungsi, yang dapat digolongkan menjadi fungsi non klinik dan fungsi klinik. Fungsi non klinik tidak secara langsung dilakukan sebagai bagian terpadu dan segera dari pelayanan penderita serta lebih sering menjadi tanggung jawab apoteker di rumah sakit. Jadi fungsi non klinik biasanya tidak memerlukan interaksi dengan profesional kesehatan lain, sekalipun semua pelayanan farmasi harus di setujui oleh staf medik melalui panitia farmasi dan terapi ( PFT ) sebaliknya, fungsi klinik adalah fungsi yang secara langsung dilakukan sebagai bagian terpadu dari perawatan penderita atau memerlukan interaksi dengan profesional kesehatan lain yang secara langsung terlibat dalam pelayanan penderita.
Lingkup fungsi farmasi non klinik adalah perencanaa, penetapan spesifikasi prodak dan pemasok, pengadaan, pembelian, produksi, penyimpanan, pengemasan dan pengemasan kembali, distribusi, dan pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan di rumah sakit secara keseluruhan. Lingkup fungsi farmasi klinik mencakup fungsi farmasi yang dilakukan dalam program rumah sakit yaitu : pemantauan terapi obat ( PTO ), evaluasi penggunaan obat ( EVO ), penanganan bahan sitotoksid, pelayanan diunit perawatan kritis, pemeliharaan formularium, penelitian, pengendalian infeksi dirumah sakit, sentra informasi obat, pemantauan dan pelaporan reaksi obat merugikan ( ROM ) sistem formularium, panitian farmasi, dan terapi, sistem pemantauan kesalahan obat, buletin terapi obat, program edukasi bagi apoteker, dokter dan perawat, investigasi obat dan unit gawat darurat.








BAB II

METODE PERENCANAAN

II.1. Defenisi Perencanaan Obat
Perencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun daftar kebutuhan obat yang berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar konsep kegiatan yang sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai sasaran atau tujuan yang telah di tetapkan.

II.2. Tujuan Perencanaan Obat
Beberapa tujuan perencanaan dalam farmasi adalah untuk menyusun kebutuhan obat yang tepat dan sesuai kebutuhan untuk mencegah terjadinya kekurangan atau kelebihan persediaan farmasi serta meningkatkan penggunaan sediaan farmasi secara efektif dan efisien.
 Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan perencanaan, yaitu:
1.    Mengenal dengan jelas rencana jangka panjang apakah program dapat mencapai tujuan dan sasaran.
2.    Persyaratan barang meliputi : kualitas barang, fungsi barang, pemakaian satu merek dan untuk jenis obat narkotika harus mengikuti peraturan yang berlaku.
3.    Kecepatan peredaran barang dan jumlah peredaran barang.
4.    Pertimbangan anggaran dan prioritas.


Dalam perencanaan tidak hanya sekedar merencanakan tapi harus memiliki dasar pedoman perencanaan yaiu :
1.    Daftar obat essensial nasional ( DOEN ) untuk tingkat nasioanal, formularium rumah sakit untuk tingkat rumah sakit, standar diagnosa dan terapi untuk UPF, selain itu juga berdasarkan permintaan barang farmasi.
2.    Data catatan medik, dari data ini dapat dilihat macam penyakit, rata – rata lama di rawat dan jumlan pasien dalam waktu tertentu.
3.    Sesuai dengan anggaran yang tersedia, untuk anggaran yang kurang dari jumlah kebutuhan yang sebenarnya maka harus di susun rencana kerja yang sesuai dengan anggaran yang tersedia.
4.    Penetapan prioritas berdasarkan sasaran unit pelayanan, macam barang farmasi dan fungsinya.
5.    Siklus penyakit.
6.    Stok barang yang ada.

II.3.. Tahap Perencanaan Kebutuhan Obat
Tahap perencanaan kebutuhan meliputi :
a.    Tahap persiapan
Perencanaan dan pengadaan obat merupakan suatu kegiatan dalam rangka menetapkan jenis dan jumlah obat sesuai dengan pola penyakit serta kebutuhan pelayanan kesehatan. Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk tim perencanaan dan pengadaan obat yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan obat melalui kerja sama antar instalasi yang berkaitan dengan masalah obat.
b.    Tahap perencanaan
b.1. Tahap Pemilihan Obat
Tahap ini menentukan obat – obat yang sangat di perlukan sesuai dengan kebutuhan, dengan prinsif dasar menentukan jenis obat yang akan digunakan atau di beli.
b.2. Tahap Perhitungan Kebutuhan Obat
Tahap ini untuk menghindari masalah kekosongan obat atau kelebihan obat. Dengan koordinasi dari proses perencanaan dan pengadaan obat diharapkan obat yang tepat jenis, tepat jumlah dan tepat waktu.

Macam – macam metode perencanaan, yaitu :
1. Metode konsumsi
Dasarnya adalah data riil konsumsi obat periode yang lalu dengan berbagai penyesuain dan koreksi. Langkah - langkahnya yaitu :
1. Penyiapan daftar obat yang akan dihitung.
2. Penentuan periode waktu yang diamati data konsumsinya, pemasukan dan pemakaian masing – masing obat.
3. Kalkulasi pemakaian rata – rata tiap bulan
4. Kalkulasi kebutuhan aman untuk masing – masing obat.
5. Kalkulasi kuantitas masing – masing obat yang dibutuhkan pada periode  pengadaan selanjutnya.
6. Penyesuain kerugian.
7. Penyusunan perhitungan secara desentralisasi.
8. Perkiraan biaya untuk setiap obat dan total biayanya
9. Membandingkan total biaya dengan anggaran dan membuat penyesuaian.

2.  Metode Morbiditas
    Dasarnya adalah jumlah kebutuhan obat yang digunakan untuk beban kesakitan. metode morbiditas menggunakan data dari pasian pengguna fasilitas kesehatan yang ada dan tingkat morbiditas (frekwensi masalah kesehatan yang umum) untuk membuat rencana kesehatan obat yang dibutuhkan berdasarkan asumsi tentang bagaimana masalah itu dapat diatasi.
    Metode morbiditas membutuhkan sebuah daftar tentang masalah kesehatan umum, sebuah daftar obat – obatan yang penting mencakup terapi untuk masalah – masalah tersebut dan satu set penggobatan standar untuk tujuan perhitungan ( berdasarkan pada praktek rata – rata paduan perkelakuan ideal ).  Untuk kebanyakan masalah kesehatan, ada dua alternatif dan sebuah nilai persentasi harus dilakukan berdasarkan frekwensi tiap – tiap regimen yang digunakan

Tahap - tahap kuantifikasi metode morbiditas yaitu :
1. Menspesifikasikan daftar masalah.
Daftar masalah kesehatan spesifik yang banyak terjadi jika ter dapat sistem informasi yang melaporkan penyakit maka kode penyakit tersebut dapat digunakan dan jika tidak terdapat sistem kode, sistem ICD dapat digunakan.
2. Membuat daftar obat untuk kuantifikasi.
Hasil pada tahap ini adalah daftar obat esensial untuk menangani kebanyakan masalah kesehatah menjadi dasar untuk jadwal pengobatan standar. Sebaiknya digunakan formularium nasional atau daftar obat esensial jika tersedia.
Datar obat harus tersedia dalam dua format, satu disusun dalam susunan alfabet dengan nama generik dan satu dengan katagori terapinya. Daftar katagori terapi merupakan daftar yang paling berguna dalam pengembangan jadwal penggobatan standar dan daftar tersebut diatur berdasarkan nama generik yang digunakan untuk daftar penggadaan.
3. Membuat standar pengobatan
Ada dua pilihan utama untuk penggembangan pengobatan standat, Yaitu pengobatan aktual rata – rata atau pengobatan stadar yang ideal. Pada dasarnya semuanya sama, tetepi ada satu perbedaan yang penting, yaitu regimen rata –rata berdasarkan pengamatan atau laporan kenyaatan dalam praktek dan lebih memperkirakan apa yang sebenarnya akan terjadi.
4. Mengumpulan data morbiditas untuk setiap masalah kesehatan yang dihadapi.
Pada langkah ini diperkirakan jumlah episode penggobatan yang diharapkan untuk setiap masalah kesehatan yang ditentukan pada tahap pertama.


5. Menghitung jumlah periode pengobatan untuk setiap masalah kesehatan.
Ada dua pilihan untuk menghitung jumlah episode pengobatan, jika jumlah kontak pasien yang diharapkan dapat langsung diperkirakan pada fasilitas target (baik kontak pasien dalam maupun luar ), maka perhitungan dilakukan dalam satu langkah berdasarkan pada jumlah kontak. Jika informasi mengenai kontak tersebut tidak dapat diandalkan, maka harus diperkirakan dari populasi diarea sekitar dan frekwensi kontak per penduduk dipopulasi terget.
6. Menghitung banyaknya obat yang diperlukan untuk setiap masalah kesehatan.
7. Mengkombinasi penafsiran tiap obat dari berbagai masalah kesehatan kedalam suatu daftar pengadaan utama ( master procurement list ).
Langkah ini mengkombinasi jumlah perkiraan dari regiomen pengobatan yang berbeda kedalam suatu daftar penggadaan utama
8. Mengatur banyaknya masalah kesehatan yang lain yang harus ditangani.
9. Menyesuaikan saluran persediaan saat sekarang.
10. Pengaturan banyaknya kehilangan yang diterima
dalam sebagian besar sistem penyediaan suplai, kehilangan adalah realistis, dan jika tidak dipertimbangkan dalam proses per hitungan maka tidak dapat dihindari kehabisan stok (stock out ).


11. Memperkirakan biaya tiap obat dan total biaya.
12. Membandingkan total biaya dengan budget dan membuat pengaturan.

3. Metode konsumsi yang disesuaikan.
Banyak sistem yang tersedia ditemukan kekurangan informasi, yang nama keakuratan kuantifikasinya terbatas. Ketika metode pemakaian atau metode morbiditas tidak dapat dikerjakan pilihan yang baik adalah mengekstrafolasikan dari data pemakai dari daerah lain atau dari sistem lain. Metode ini  data pemakaian yang diketahui dari suatu sistem dinamakan standard, yang diketahui sebagai target.
Metode ini dapat berdasarkan jumlah penduduk, berarti obat yang digunakan per 1000 jumlah penduduk atau berdasarkan pelayanan, berarti obat yang digunakan per kasus pasien spesifik, pembayaran masuk pasien baru, atau pusat kesehatan masyarakat, kuantifikasi yang lengkap mungkin menggunakan kombinasi dari dua cara, dengan denominator yang berbeda utuk produk yang berbeda – beda.
Tahap – tahap kuantifikasi metode pengaturan pemakai, yaitu :
1.    Memilih standar sistem untuk perbandingan ekstrapolasi
2.    Membuat daftar obat
3.    Menentukan masa waktu untuk pemeriksaan, yaitu menentukan jumlah bulan yang diperikasa dalam standar sistem
4.    Memeriksa catatan dari standar sistem untuk memperkirakan hubungn atau data penduduk
5.    Mengekstrapolasi standard sistem kecepatan pemakaian sampai target sistem.
6.    Mengatur kehilangan yang diharapkan.
7.    Menaksir biaya setiap obat dan total biaya yang membuat pedoman peraturan.

4. Metode proyeksi tingkat pelayanan dari keperluan anggaran / budget.

        Metode ini digunakan untuk menaksir keuangan  keperluan pengadaan obat berdasarkan biaya per pasien yang diobati setiap macam – macam level dalam sistem yang sama.
        Tahap kualifikasi metode ini adalah :
1. Membuat kategori fasilitas dan menentukan jumlah setiap       kategori.
    2. Menentukan denominator kontak pasien untuk setiap tipe        fasilitas dan membuat atau menaksir jumlah rata – rata kontak    pasien setiaptipe tiap  kategori fasilitas.
    3. Menghitung biaya  rata – rata per kontak.
    4. Menghitung total biaya obat yang direncanakan








BAB III
KESIMPULAN

Perencanaan pengadaan obat di rumah sakit merupakan satu fakor penunjang dan penentu keberhasilan pelayanan rumah sakit. Instalasi farmasi memiliki lingkup farmasi non klinik  yang bertugas dalam perencanaan, penetapan spesifikasi produk dan pemasok, pengadaan, pembelian, produksi, penyimpanan, pengemasan dan pengemasan kembali, distribusi, dan pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan di rumah sakit secara keseluruhan.
Perencanaan pengadaan obat dilakukan sesuai dengan prinsip perencanaaan dimana perencanaan pengadaan perbekalan farmasi disusun berdasarkan daftar obat essensial nasional, formularium rumah sakit, standard diagnosa dan terapi selain itu juga berdasarkan permintaan barang farmasi, data catatan medik, anggaran yang tersedia, penetapan prioritas berdasarkan unit pelayanaan dan macam – macam barang  farmasi dan fungsinya,  siklus penyakit, stok barang yang ada.
Metode yang digunakan dalam perencanaan, yaitu metode konsumsi, metode morbiditas, metode konsumsi yang disesuaikan dan metode proyeksi tingkat pelayanan dari keperluan anggaran/budget.





DAFTAR PUSTAKA

1.    Siregar, C.J.P dan Amalia Lia, Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan, Penerbit  buku kedokteran.
2.    Managing Drug Supply, 2 nd ed 1997.Management Sciences for Healt & WHO, Kumarina Press, Connecticute. USA.












































CONTOH DAFTAR PERENCANAAN PENGADAAN OBAT
1    Gol Analgetik            JMLH PESANAN
    Paracetamol    Tab100mg,tab 500mg.
syr 120 ml/5ml    Btl 1000 tab,btl 60 ml    5 BTL,
500 BTL
    Natriun Diklofenak    Tab 25 mg,tab 50 mg    Ktk 10 strp @ 10 tab    50 BOX
2    Antipirai           
    Allopurinol    Tab 100 mg    Btl 1000 tab    5 Btl
3    Antialergi           
    Deksametason    Inj 5mg/ml,tab 0,5 mg,    Ktk 100 amp @ 1 ml, btl 1000 tab    10 Box,
7 Btl
    Klorfeniramin    Tab 4 mg,inj 5mg/ml    Btl 1000 tab, ktk 100 @ 1ml    8 Btl
4    Antidot dan obat lain,untuk
keracunan           
    Atropin    Inj im/iv/sk 1mg/ml    Ktk 10 amp @2 ml    50 box
    Ca glukoant    Inj 100mg/ml    Ktk 24 amp @ 10 ml    10 Box
5    Antiepilepsi-antikonvulsan           
    Diazepam    Inj im/iv 5 mg/ml,2mg    Ktk 100 amp @ 2ml,
Btl 1000 Tab    70 Box,
5 Btl
    Phenobarbital    Tab 30mg, 50mg,
100 mg.    Btl 250 tab    6 Btl, 3 btl,
8 btl
6    Antelmintik           
    pirantel    Tab 125mg, 250mg    Box/100     10 box,10 Box
7    Antibakteri           
    Amoxicilin    Kap 500mg,
syr 124mg/5ml    Ktk 10 strp @ 10 kap, btl 60 ml    1000 Box,
1000 Btl
    Ampicilin    Serbuk Inj im/iv 1mg/vial     Ktk 10 vial    1000 Ktk
8    Antituberkolosis           
    Isoniazid    Tab 100mg, 300mg    Btl 1000 tab    5 Btl
    Rifampisin    Cap 300mg, 450mg, 600mg    Ktk 10 strp@ 10 cap    100 Box,
100 Box
9    Antifungi           
    Ketokonazol    Tab 200 mg    Ktk 10 strp @ 10 tab    10 Box
10    Antimalaria           
    kloroquin    Tab 150 mg    Btl 1000 tab    8 Btl
    primaquin    Tab 15 mg    Btl 1000 tab    8btl
11    Desinfektan           
    Etanol 70 %    Lar    Btl 100ml.    10000 Btl
12    Antidiabetes           
    Glibenklamid    Tab 5mg    Ktk 10 strp@10 tab    1000 Box
    Metformin    Tab 500mg    Ktk 10 strp @ 10 tab    1000 Box
    Insulin regular    Inj 100 UI    Ktk 1 vial 10 ml    5 Vial
13    Kortikosteroid           
    Hidrokortison    Salep 2,5%    Box 24/Tub 5g    15 Box
    Prednison    Tab 5mg    Btl 1000 tab    5Btl
14    Kardiovaskuler           
    ISDN    Tab 5mg    Ktk 10 strp @ 10 tab    1000 Box
    Captopril    Tab 12, 5mg,, 25mg    Ktk 10 strp @ 10 tab    1000 Box
15    Lar elektrolit nutrisi dll           
    Dekstrose    Lar inf 5% ,flc 500ml    Dus 20 flc @ 500 ml    350  Dus
    RL    Lar inf flc 500ml    Dus 20 flc @ 500 ml    750 Dus
    NaCl    Lar 0,9 % flc 500ml    Dus 20 flc @ 500 ml    750 Dus
16    Antipsikosis           
    Halloperidol    Tab 0,5mg, 2mg    Ktk 10 strp @ 10 tab    10 Box,
10Box
17    Antiasthma           
    Salbutamol    Tab 2mg, 4mg    Ktk 10 strp @ 10 tab     500 Box,
500 Box
               
    Aminophilin    Tab 200mg    Btl 1000 tab    6 Btl
               
18    Ekspektoran           
    GG    Tab 100mg    Btl 1000 tab    10 Btl
    OBH    Btl 60 ml    Btl     1000 Btl
19    Vitamin dan Mineral           
    Vit C    Tab 50mg    Btl 1000 Tab    20 Btl
    Cal Lactat    Tab 500mg    Btl 1000 Tab    5Btl
    Vit B Comp    Tablet    Btl 1000 Tab    25 Btl

Tidak ada komentar:

Posting Komentar