Sabtu, 20 Maret 2010

COST BENEFIT ANALYSIS (BARU)

DOWNLOAD
COST BENEFIT ANALYSIS

A.    Pendahuluan
Kesehatan adalah salah satu hal yang paling berharga dalam kehidupan. Ketika sakit, tak jarang seseorang harus mengeluarkan sejumlah uang dalam jumlah yang cukup besar. Pemerintah sendiri baru-baru ini mengeluarkan kebijakan Jamkesmas sebagai bentuk upaya pembiayaan kesehatan. Kita berharap agar kebijakan ini dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang adil, berkualitas dan dapat diakses oleh masyarakat luas.


Berbicara mengenai efisiensi biaya pengobatan rasanya akan turut pula membicarakan tentang obat karena obat merupakan komponen penting dalam upaya pelayanan kesehatan bahkan penggunaan obat dapat mencapai 40 % dari seluruh komponen biaya pelayanan kesehatan.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi harga obat sehingga sering kali pasien kesulitan untuk melakukan efisiensi dalam investasi kesehatannya. Pasien sulit memprediksi biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan pengobatan yang pada akhirnya dapat membuat pasien enggan untuk mengakses layanan kesehatan karena kekhawatiran harus menanggung biaya yang besar.
Untuk itu dalam farmakoekonomi dikenal istilah cost benefit analysis. Analisis ini digunakan untuk menilai apakah keuntungan pengobatan lebih besar dari biaya.

B.    Pengertian Cost Benefit Analisis
Cost benefit analisis adalah analisis yang membandingkan antara biaya (cost) dari suatu penyakit dengan output atau keuntungan (benefit) dari pengobatan. Cost mencerminkan biaya dari penyakit dan pengobatannya. Sedangkan keuntungan mencerminkan  hasil dari sebuah pengobatan/terapi. Benefit yang dimaksudkan disini dapat bersifat netral,  positif atau negatif yang bergantung dari hasil yang dicapai.  Sebuah terapi yang manjur akan menghasilkan benefit yang positif. Sedangkan terapi yang tidak manjur berarti tidak menghasilkan keuntungan (netral) atau bahkan dapat merugikan (benefit yang negatif).
Dalam cost benefit analisis, input (biaya) dan output (hasil pengobatan) dikuantifikasi berdasarkan nilai uang. Dengan demikian, akan mudah membandingkan antara intervensi terapetik yang satu dengan yang lain. Sehingga, dapat ditentukan dengan mudah apakah hasil dari sebuah pengobatan (output) sebanding dengan investasi yang di lakukan. Dari analisis ini, dapat diketahui berapa jumlah uang yang pantas/akan dikeluarkan oleh seseorang untuk mendapatkan suatu keuntungan dalam hal kesehatan.
Perhitungan antara cost dan benefit (dalam nilai uang) dapat dilakukan dengan dua cara yakni:
1.    Membagi perkiraan benefit dengan perkiraan cost, yang akan memberikan rasio benefit-to-cost. Jika rasio ini lebih besar dari 1, berarti pilihan tersebut menguntungkan.
2.    Mengurangi nilai benefit dengan nilai cost. Bila hasilnya positif, maka pilihan tersebut memberikan keuntungan.
Tabel 1. Dasar pengukuran Cost Benefit Analisis
Metode    Dasar Pengukuran output    Perhitungan antara cost dan benefit
Cost Benefit    Cost dan benefit diukur dalam satuan yang sama, yaitu uang.
Contoh: biaya yang dikeluarkan untuk mencegah kematian, biaya untuk mengurangi tekanan darah, rasa sakit dll.    Keuntungan bersih = Keuntungan – biaya

Rasio = benefit/cost

Keunggulan & Kelemahan dari CBA
Memberikan keunggulan dibandingkan analisis lainnya, karena keduanya dinilai dengan uang, mudah dibandingkan. Namun demikian, terdapat kelemahan dari CBA, yaitu sulitnya menterjemahkan suatu output dalam unit uang. Misalkan bagaimana mengukur rasa sakit, hidup manusia, dalam suatu nilai uang? Terdapat dua pendekatan yang dilakukan untuk mengatasi kelemahan ini:

1.    Pendekatan human capital
Suatu nilai dari output/keuntungan dianggap sama dengan produktivitas ekonomi yang dapat dihasilkan dari keuntungan tersebut. Sebagai contoh, biaya dari sebuah penyakit, adalah biaya yang diakibatkan karena hilangnya produktivitas berkenaan dengan terjangkitnya penyakit ini. Pendapatan seseorang sebelum dikenakan pajak atau nilai dari kegiatan (pekerjaan rumah tangga, mengasuh anak) dapat digunakan untuk mengukur nilai suatu cost dan benefit orang tersebut.
Contoh kasus:
Studi analisis cost dan benefit dari pemberian vaksin meninggococus kepada mahasiswa. Dalam studi ini nilai dari produktivitas mahasiswa diperkirakan mencapai 1 juta dolar. Padahal, nilai moneter ini belum tentu mewakili nilai riil seorang mahasiswa dalam masyarakat.

2.    Pendekatan willingness-to-pay /kemauan untuk membayar sejumlah uang
Metode pendekatan willingness-to-pay, memperkirakan nilai dari benefit/output kesehatan dengan cara memeperkirakan berapa orang akan membayar untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal hal yang tidak diinginkan.
Sebagai contoh kasus:
Jika seseorang mau membayar $100 untuk mengurangi risiko kematian dari 1:1000 menjadi 1:2000, secara teoritis, sebuah hidup manusia bernilai: $ 200.000 didapat dari [$100 / (0.001-0.0005)]. Permasalahan dengan metode ini adalah, apa yang dikatakan seseorang tentang kemauan membayar, belum tentu berkaitan dengan apa yang akan dilakukan mereka. Selain itu, persepsi setiap orang tentang penurunan risiko kematian berbeda-beda, tergantung kondisinya.

C.    Aplikasi Analisis Cost Benefit
Cost benefit analisis dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan:
1.    Menyediakan data tentang net monetary outcome (hasil net output dalam bentuk uang) untuk sebuah intervensi medis. Bukan hanya sekedar berfungsi sebagai pembanding antara intervensi yang satu dengan yang lain saja.Net outcome = benefit – cost. Atau dalam bentuk ratio benefit/cost
2.    Menyediakan data tentang net monetary outcome untuk beberapa intervensi medis. Contoh:
Untuk mengontrol diabetes & hipertensi, lebih baik menggunakan diet dan olahraga terlebih dahulu, daripada langsung menggunakan terapi obat. Hal ini dapat dihitung dan dibandingkan. Jadi CBA bisa digunakan untuk membandingkan  (dalam satuan uang) alternatif pengobatan yang satu dengan yang lain.
3.    Perbandingan langsung secara kuantitatif intervesi medis untuk penyakit yang berbeda
Hal ini berguna untuk suatu rumah sakit, agen asuransi, pemerintah, karena budget keuangannya sering kali terbatas. Jadi, sebuah intervensi medis diharapkan dapat memberikan dampak kesehatan yang  besar.
Misalnya: Perlukah sebuah rumah sakit melakukan program edukasi untuk medidik masyarakat tentang bahaya keracunan pestisida? Ataukan lebih baik dana tersebut digunakan untuk membeli alat diagnostik yang baru?
Dalam mengambil keputusan, CBA berperan sebagai alat untuk membantu pengambilan keputusan, dengan mempertimbangkan faktor terkait lainnya.

D.    Contoh Perhitungan analisis cost-benefit
1)    Sebuah RS ingin membandingkan obat yang akan diberikan pada pasien dalam mengatasi hipertensi, analisis cost benefit menunjukkan hasil sebagai berikut:
    Total Cost    Total Benefit    Benefit: Cost    Net benefit
Obat A    90.000    120.000    120.000/90.000 = 1.33    120.000-90.000 = 30.000
Obat B    100.000    135.000    135.000/100.000 = 1.35    135.000-100.000 = 35.000

Dari perhitungan diatas, keduanya memberikan rasio benefit:cost > 1 dan net benefit yang positif. Namun Obat B memberikan keuntungan lebih dibandingkan Obat A.
2)    Analisis pemberian vaksinasi influenza secara cuma-cuma pada seluruh orang dewasa.
Pemerintah ingin mengetahui: perlukah flu vaksin diberikan secara cuma-cuma kepada setiap orang? Analisis Cost benefit membandingkan total biaya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan program vaksin flu dengan keuntungan yang didapat, misal: menurunnya kasus influenza. Namun demikian ada kekurangan dari CBA, yaitu dalam contoh vaksin flu, keuntungan dari pemberian vaksin flu sulit untuk diterjemahkan dalam bentuk uang.
Keuntungan tersebut berupa:
-    Efek vaksin terhadap berkurangnya hari kerja karena gejala flu
-    Efek vaksin terhadap berkurangnya efektifitas/ kinerja seseorang karena gejala flu
-    Efek vaksin terhadap jumlah kunjungan ke praktisi kesehatan
Dari hasil penelitian, didapatkan hasil:
”Biaya untuk vaksin flu& administrasinya: $43.07. Benefit/keuntungan yg didapat: meningkatkan hari aktif kerja sebanyak 18%, meningkatkan efektifitas kerja sebanyak 18% mengurangi hari kunjungan ke praktisi kesehatan sebanyak 13%.”
Dapat disimpulkan, melalui cost benefit analisis, vaksin flu memberikan keuntungan.
Kelemahan dari analisis ini: Menurunnya prokduktifitas kerja, atau meliburkan diri karena harus beristirahat berbeda antara satu dengan yg lain. Dampak flu terhadap orang dewasa, orang tua, anak-anak akan sangat berbeda. Dengan demikian, CBA penggunaannya luas dengan syarat benefit dapat dihitung dengan uang.



E.    Kesimpulan
Analisis cost benefit merupakan bagian dari berbagai analisis dalam farmakoekonomi yang membandingkan antara cost/biaya dan keuntungan. Cost benefit memiliki keunggulan dimana cost dan benefit dihitung dalam satuan moneter sehingga dapat mudah dibandingkan, namun kelemahan dari analisis ini adalah tidak semua keuntungan dapat diterjemahkan dalam nilai uang. Analisis cost benefit dapat diterapkan secara luas, semakin tinggi rasio benefit to cost dan net benefit, semakin menguntungkan intervensi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Bonk, Robert.  Pharmacoeconomics in perspective: a primer on research, techniques and information. 1999. NY: Haworth Press Inc.
Walley T, Haycox A, Boland A. 2004. Pharmacoeconomics. Spanyol: Churchill Livingstone.
Malone PM, Mosdel KW. 2001. Drug information: a guide for pharmacists. Edisi kedua. USA:     McGraw Hill
Nichol KL, Mallon KP, Mendelman PM. Cost benefit of influenza vaccination in healthy, working adults: an economic analysis based on the results of a clinical trial of trivalent live attenuated influenza virus vaccine.Vaccine, 2003 May 16;21(17-18):2207-17.




2 komentar: